Sembilan Peneliti NUS Dari Empat Negara Mendaki Gunung Daik Untuk Meneliti Satwa Burung - Info Kepri -->
Trending News
Loading...

Sembilan Peneliti NUS Dari Empat Negara Mendaki Gunung Daik Untuk Meneliti Satwa Burung


LINGGA, Infokepri.com – Sembilan orang peneliti dari National University of Singapore (NUS) mendaki gunung Daik, Lingga, Kepri untuk meneliti satwa burung.  Mereka berasal dari empat negara, Jerman, Amerika, India, dan Singapura. Ke sembilan peneliti itu terdiri dari 8 orang mashasiswa dan seorang dosen pembingbing.

Mereka mendaki gunung Daik dikawal langsung oleh tim guide dari Organisasi Petualang Alam Bebas Daik Lingga (PERPETUAL)

Para peneliti tersebut mendaki gunung Daik itu dari tanggal 18 Juni hingga 19 Juni 2019,  selama mendaki gunung Daik itu mereka terpesona dan terkagum kagum melihat pesona gunung Daik. Indahnya gunung Daik itu membuat mereka ingin kembali mengeksplorasi Negeri Bunda Melayu itu.

Gunung Daik adalah gunung yang terletak di Pulau Lingga, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Gunung ini adalah gunung tertinggi di Provinsi Kepulauan Riau. Gunung Daik memiliki tiga puncak: Gunung Daik,Gunung Pejantan. dan Gunung Cindai Menangis. Gunung Daik memiliki ketinggian 1.165 meter di atas permukaan laut (dpl).

Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Lingga Raja Fahrurrazi, Jumat (21/6/2019) mengatakan para peneliti itu tak henti-hentinya mengungkapkan kekaguman mereka terhadap kondisi alam Lingga selama perjalanan. 

Apalagi kondisi alam di Gunung Daik begitu terjaga. Medan pendakiannya pun tidak ekstrim namun cukup menantang. Kekaguman mereka pun makin bertambah terlebih ketika melintasi 3 ruas sungai yang ada di jalur pendakian Gunung Daik.

Meski cuaca kurang mendukung, tetapi mereka cukup puas dan senang selama pendakian Gunung Daik. Selain itu mereka juga melakukan penelitian di wilayah wisata Air Terjun Resun, serta Kawasan Pintu Gerbang Pendakian Bukit Permata di Desa Panggak Darat.

Bukan hanya pesona alam, para peneliti ini pun menikmati setiap detail pesona Pulau Lingga. Dari mulai keramah tamahan penduduk, hingga lezatnya kuliner tradisional Lingga. Bahkan mereka mempunyai rencana untuk bisa datang kembali ke Lingga untuk penelitian kedua kalinya.

“Kami berharap kedatangan mereka dapat mempromosikan pariwisata Lingga lebih luas lagi. Kedepan, mudah-mudahan segala bentuk perizinan dan kerjasama antar negara dapat di bantu dan di fasilitasi Dispar provinsi dan kementerian Pariwisata (Kemenpar). Kami juga berharap adanya pelatihan dan bimbingan terhadap pemuda Lingga agar dapat melayani mereka secara optimal,” pungkas Fahrurrazi.

Terpisah Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani Mustafa menyatakan jika Lingga jeli membaca peluang. Datangnya para peneliti ini dapat menjadi sarana promosi yang baik. Apalagi mereka merupakan mahasiswa dari berbagai negara yang merupakan pangsa pasar potensial.

Lingga punya keuntungan karena berdekatan dengan Malaysia dan Singapura. Ini harus bisa dimaksimalkan. Karena kedua negara tersebut dapat menjadi penyuplai wisatawan mancanegara ke Lingga. Kedekatan teritori ini harus bisa dimaksimalkan,” ucap Rizki.

Hal ini juga diamini oleh Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Dessy Ruhati. Dessy menyatakan Kemenpar akan terus mendorong pariwisata border area. Pasalnya pariwisata pasar border area sangat menjanjikan. Secara geografis, border area relatif mudah dijangkau wisman dari negeri tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Dengan kedekatan ini wisman pun semakin murah menjangkau destinasi di border area.

“Potensi pasar border area ini sangat menjanjikan. Terutama Provinsi Kepri yang mampu menjadi pintu masuk wisman terbesar ke-3 ke Indonesia. Selama ini baru Tanjung Pinang, Bintan dan Batam yang sudah bagus menjaring wisman. Maka dari itu daerah lain di Kepri juga akan kita dorong sehingga potensinya makin besar lagi,” ucapnya.

Memang tak dapat dipungkiri, Lingga memiliki potensi wisata yang luar biasa. Bukan saja wisata budayanya tetapi juga wisata alamnya. Kabupaten yang dikenal sebagai negeri Bunda Tanah Melayu ini, merupakan surga wisata alam di wilayah perbatasan.

  

Selain memiliki panorama pantai dan laut yang indah, daerah yang memiliki 604 pulau besar dan kecil itu, juga memiliki obyek wisata hutan, pegunungan, air terjun dan kolam permandian air panas yang menakjubkan.

“Kalau bicara soal wisata alam di wilayah perbatasan, Lingga adalah surganya. Semua obyek wisata alam ada di Lingga. Selain itu, Lingga punya wisata budaya dan sejarah kejayaan Kerajaan Melayu Riau hingga etnis Tionghoa yang tak kalah menariknya. Ditambah kedekatannya dengan Malaysia dan Singapura. Tentunya ini peluang kita yang harus dimaksimalkan dengan membantu berbagai macam kemudahan, terutama perizinan untuk mendatangkan wisatawan lebih banyak lagi,” ujar Menpar Arief Yahya..

Hutan Gunung Daik Lingga juga menyimpan Potensi Besar lainnya selain objek wisata.  Hujan tropis Pulau Lingga di dominasi oleh tumbuhan Dipterocarpaceae (Tumbuhan penciri khas Tropis). Hutan Lindung Gunung Daik di Pulau Lingga ternyata memiliki keaneka ragaman hayati atau sering disebut Bioversitas. Bahkan

Menurut kajian pada tahun 2013 ( Jonotoro, Wijanarko, Wijaya) Hutan tersebut dapat dikategorikan sebagai Megabiodiversity, yang keaneka ragaman jenisnya dihitung menurut indeks Shannon and Wienner keragaman hayati tersebut mempunyai nilai 4,2 + untuk semua tingkat pertumbuhan ( semai, pancang, tiang dan pohon).

Hutan lindung Gunung Daik merupakan sumber provenan benih dan plasma nutfah jenis-jenis Endemik (Endangered / Critically Endangered) menurut badan konservasi Dunia (International Union Conservation of Nature/IUCN), CITES dan Undang-Undang Konservasi. Mengingat populasi jenis-jenis tertentu semakin hari semakin berkurang di alam bahkan beberapa sudah nyaris punah, maka KePAL Lingga bersempena dengan Hari Lingkungan hidup Sedunia mengadakan kegiatan Penanaman Pengkayaan kembali (Enrichment Planting) terhadap jenis-jenis tersebut. 
(Syaf/MC)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel