L Perkkindo Kota Batam Apresiasi Kebijakan PLN Batam Tentukan Tagihan Listrik Dengan Menghitung Rata-Rata Pemakaian Listrik Tiga Sebelumnya - Info Kepri -->
Trending News
Loading...

L Perkkindo Kota Batam Apresiasi Kebijakan PLN Batam Tentukan Tagihan Listrik Dengan Menghitung Rata-Rata Pemakaian Listrik Tiga Sebelumnya



BATAM, Infokepri.com - Ketua Lembaga Perlindungan Konsumen Kelistrikan Indonesia (L Perkkindo) kota Batam Thomas A.E mengatakan lonjakan tagihan listrik konsumen tidak saja terjadi dimasa mewabahnya Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) namun biasanya terjadi saat libur sekolah, anak-anak di rumah akan banyak melakukan aktifitas yang mengunakan listrik seperti menghidupkan AC, televisi, atau peralatan elektronik lainnya yang menggunakan arus listrik.

“ Dimasa pandemic Covid-19 yang sudah mulai pada bulan Maret 2020 lalu, seluruh pegawai  yang bekerja di rumah atau Work From Home (WFH) dan sekolah diliburkan sudah bisa dipastikan pemakaian listrik akan tinggi,” kata Thomas A.E saat ditemui di Batam Centre, Kamis (11/6/2020).

Dibulan Maret 2020 lalu, katanya, PLN Batam tidak menurunkan pegawainya melakukan pencatatan kWh meteran namun konsumennya disarankan mengirimkan fhoto kWh meterannya ke nomor aplikasi WhatsApp (WA) yang disediakan Bright PLN Batam setiap wilayah.

Menurut Thomas.A.E dengan tidak menurunkannya petugas pencatat kWh meteran Bright PLN Batam berupaya untuk mencegah penyebaran Covid-19.

“ Kita kwatir juga jika si pegawai pencatat meteran itu saat bekerja mencatan kWh meteran konsumen melakukan kontak langsung dengan warga yang terpapar positif Covid-19 disalah satu perumahan kemudian dia melakukan pencatatan kWh meteran konsumen berikutnya di perumahan lain, kasus Covid-19 di Batam nanti bisa semakin meningkat, sebab sipencatat kWh meteran itu satu hari bisa mencapai 400 rumah,” katanya.

Ia mengapresiasi kebijakan yang dilakukan PLN Batam dengan meminta pelanggan mengirimkan fhoto kWh meterannya ke nomor WhatsApp yang disediakan Bright PLN Batam setiap wilayah pada bulan Maret 2020 lalu. Hal ini merupakan suatu upaya atau usaha agar si konsumen mengetahui berapa meteran listrik yang dipakainya.

Thomas juga mengapresiasi pengiriman fhoto kWh meteran ke website yang disediakan Bright PLN Batam.

“ Pada bulan Mei lalu, saya sudah melihat pegawai pencatat meteran turun untuk memfhoto kWh meteran konsumen ke rumah-rumah. Artinya jumlah kWh meteran yang terpakai dari bulan Maret, April sudah dapat diketahui, “ katanya.

Dari informasi yang diketahuinya, pelanggan yang mengirim fhoto kWh meterannya sekitar 11 % dari jumlah seluruh pelanggan bright PLN Batam.

Untuk menentukan tagihan listrik pada bulan Maret dan April, dilakukan dengan menghitung pemakaian tiga bulan sebelum Covid-19 atau tiga bulan sebelum bulan Maret kemudian dirata-ratakan.

Ia menyebutkan selisih pembayaran tagihan listrik konsumen dari estimasi tagihan yang dilakukan PLN Batam dapat diketahui dari kWH meteran yang dicatat pegawai PLN Batam pada bulan Mei lalu.

Jika saat pandemi Covid-19, lanjut Thomas, pada bulan Maret dan April lalu si konsumen lebih rendah pemakaian listriknya maka pembayaran bulan Mei ini akan lebih rendah dari bulan sebelumnya, namun dikwatirkan pemakaian listrik tinggi pada dua bulan itu maka tagihan listriknya akan melonjak.

“ Saya banyak melihat tingginya lonjakan tagihan listrik itu konsumen mengiranya PLN Batam menaikkan tarif listrik padahal lonjakan tagihan listrik itu disebabkan tingginya pemakaian listrik di masa pandemic Covid-19 dan saat menjelang lebaran,” katanya.

Terkait banyaknya isu yang menyebutkan banyak kWh meteran konsumen sudah puluhan tahun tidak di Tera, Thomas menyebutkan sesuai Undang-Undang RI nomor 2 tahun 1981 tentang Metrologi Legal yang melakukan Tera itu adalah sebuah lembaga independent.

Dilain tempat, Direktur Komersil Bisnis Development B'right PLN Batam, Buyung Abdul Jalal usai mengikuti RDP itu kepada sejumlah awak media mengatakan hal ini bukan kenaikan tarif listrik namun lonjakan tarif listrik akibat tingginya pemakaian listrik oleh konsumen sejak mewabahnya Corona Virus Disease (Covid-19) dan kegiatan konsumen pada bulan suci Ramadhan 1441 H.

Buyung Abdul Jalal menyebutkan lonjakan pemakaian listrik itu dari data yang diperoleh pembangkit listrik kenaikan sekitar 10 % dari rata-rata total penjualan.

“ Yang diharapkan masyarakat adalah kemudahan pembayaran melalui skema cicilan, Bright PLN Batam memenuhi permintaan masyarakat itu dengan melakukan relaksasi pembayaran untuk itu  konsumen dipersilahkan melakukan koordinasi dan merapat ke kantor-kantor unit Brigh PLN Batam yang terdekat.
 (Pay)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel