Jembatan Desa Marok Tua Hancur Dihantam Angin Puting Beliung Masyarakat Akan Digratiskan Untuk Penyeberangan - Info Kepri -->
Trending News
Loading...

Jembatan Desa Marok Tua Hancur Dihantam Angin Puting Beliung Masyarakat Akan Digratiskan Untuk Penyeberangan

 

Jembatan Desa Marok Tua Hancur Dihantam Angin Puting Beliung Masyarakat Akan Digratiskan Untuk Penyeberangan


LINGGA, Infokepri.com  -  Jembatan desa Marok Tua yang memiliki panjang 215 meter , hancur roboh dihantam angin puting beliung lebih kurang 75 meter.

Akibat hancurnya sebagian jembatan itu, saat ini masyarakat untuk menyeberang menggunakan sampan atau pompong dengan biaya Rp.2000 untuk sekali penyeberangan.

Camat Singkep Barat Febrizal Taupik telah meninjau Jembatan desa Marok Tua tersebut  pada Selasa,(03/11/2020) lalu.

Untuk merehab jembatan kayu yang hancur di hantam puting beliung tersebut tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit.

Apalagi jembatan penyeberangan yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi Kepri saat ini masih belum selesai di kerjakan.

"Untuk merehab jembatan tersebut memerlukan biaya yang besar. Namun langkah awal ini bagaimana masyarakat menyeberang tidak membayar," kata Kepala Desa Marok Tua Safarudin Kamis (05/11/2020)

Ia menyebutkan akan mencari sumber dana untuk menggratiskan masyarakat yang berpergian menggunakan sampan atau pompong. Karena mau di sambung anggaran  tidak ada.

Ditempat yang sama, Camat Singkep Barat Febrizal Taupik menyampaikan, angin puting beliung ini merupakan bencana tahunan di Desa marok tua. 

"Pasalnya sudah berapa kali jembatan kayu tersebut hancur," ujar Taupik.

Dijelaskan Taupik, dalam hal ini karena jembatan yang di bangun oleh Provinsi Kepri ini belum terselesaikan. Sebab dalam proses pembangunan ada dua tahapan, otomatis masyarakat marok tua yang menggunakan akses jembatan ini merasa perlu adanya bantuan dari pihak-pihak terkait.

"Seperti BNPB, Dinas Perhubungan, Dinas PU dapat segera mungkin memfasilitasi transfortasi yang ada di pelabuhan ini," jelasnya

Sebab menurut Taupik, di Desa Marok Tua ada sekitar 60 siswa yang keluar masuk melalui jembatan tersebut dan saat ini meraka menggunakan sampan dan pompong otomatis mereka akan menggunakan biaya. 

"Alhamdulillah tadi kita sudah duduk bersama kades akan mencarikan solusi agar masyarakat disini jangan sampai dikenakan biaya untuk penyeberangan terutama anak sekolah," ucapnya

"Itulah harapan kami kepada pemerintah Kabupaten dan Provinsi untuk kiranya cepat tanggap dalam hal ini karena ini ada musibah yang terjadi," tutupnya.(Syaf)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel