Ketua Nelayan Desa Sering Bantah Masyarakat Menghalangi Tim DLH Untuk Mengambil Sample Air Sungai Kampar Yang Tercemar - Info Kepri -->
Trending News
Loading...

Ketua Nelayan Desa Sering Bantah Masyarakat Menghalangi Tim DLH Untuk Mengambil Sample Air Sungai Kampar Yang Tercemar

 

Ketua Nelayan Desa Sering Bantah Masyarakat Menghalangi Tim DLH Untuk Mengambil Sample Air Sungai Kampar Yang Tercemar

PELALAWAN, Infokepri,com - Pasca matinya ikan dialiran sungai Kampar di Desa Sering , Kacamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, warga menggelar aksi unjuk rasa dan melakukan berbagai protes serta berujung mediasi. 

Ikan- ikan dialiran sungai Kampar di Desa Sering itu mati diduga akibat tercemar limbah  Perusahaan  PT Riau Andalan Pulp And Paper (PT RAPP). Belum ada perhatian kepada masyarakat dari pihak perusahaan atas tercemarnya aliran sungai Kampar itu. Kesepakatan dengan warga pada Selasa (23/3/2021) lalu belum dipenuhi pihak perusahaan alias masih Pemberian Harapan Palsu (PHP).

Ketua Nelayan Desa Sering, Rusmandi saat ditemui sejumlah awak media pada Jumat (2/4/2021) mengatakan sedikitnya 400 Kepala Keluarga (KK) mengantungkan mata pencarian sebagai nelayan di sungai Kampar tersebut.

"Kurang lebih 400 kepala keluarga (KK) mata pencariannya sebagai nelayan di sungai Kampar, sejak tercemarnya sungai Kampar penghasilan masyarakat nelayan yang biasanya mencari ikan di sungai Kampar itu menjadi berkurang, bisa jadi ikan pada menjauh semuanya ," kata   Rusmandi Ketua Nelayan Desa Sering saat ditemui tim Umang-umang, Jumat (2/4/2021) kemarin 

Disinggung hasil ujuk rasa berbuah mediasi dan berbagai tuntutan masyarakat bakal disanggupi pihak perusahaan 

Rusmandi mengatakan masyarakat sudah memanggilnya hingga tiga kali, pada panggilan pertama dan yang kedua pertemuan batal digelar.

“ Ya masyarakat memberi waktu 2 Minggu agar permintaan mereka dipenuhi, hingga saat ini permintaan masyarakat belum dipenuhi. Adapun permintaan masyarakat itu diantaranya :  pembayaran listrik masyarakat free alias gratis, sembako tiap bulan dan lainnya. Permintaan masyarakat itu mungkin membuat perusahaan RAPP masih mikir-mikir ," kata  Ketua Nelayan dengan tersenyum.

Lebih lanjut dikatakan Rusmadi, kejadian ikan mati tersebut sudah setiap tahun terjadi, contohnya tahun 2020 kemarin, lebih parah dari tahun ini, tahun lalu ber ton-ton ikan dari berbagai jenis mati seperti : ikan baung , ikan tapa dan ikan patin.

" Tahun lalu masyarakat sini juga demo dan tahun kemarin diberi sembako, rumah warga dibangun sumur bor, tapi airnya jika berminyak dan kelihatan sekali jika diendapkan seharian sehingga masyarakat tidak memakainya, dan  kembali memakai air dari pinggiran sungai Kampar,” katanya. 

"Kejadian ikan mati di sungai Kampar, Desa Sering sudah rutinitas tiap tahunnya,  namun pihak perusahaan PT RAPP tidak mengakui ikan itu mati akibat tercemar dari limbah perusahaannya mereka menyebutkan ikan itu mati disebabkan lantaran cuaca panas, “  sambungnya

Rusmandi juga membantah ada warga yang mencoba menghalangi pegawai  Dinas Lingkungan Hidup saat mengambil sample air sungai Kampar yang tercemar pada  Selasa(23/3/2021) malam lalu. 

" Masyarakat tidak pernah menghalangi Dinas Lingkungan Hidup Pelalawan, mengambil sampel air pada kejadian malam itu,  janganlah mengada-ada,  contohnya Dinas Perikanan dan Kelautan meminta ikan mati pas kejadian, saya sendiri yang mengasih ikan itu pada Dinas Perikanan dan Kelautan," kata Ketua Nalayan Desa Sering merasa heran .

"Saya berharap ada tindakan tegas dari DLH. Ingat rakyat sudah menderita akibat dari pembuangan limbah tersebut yang tidak pernah diakui oleh pihak perusahaan," katanya menambahkan.

Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pelalawan, Eko Novitra ketika dikonfirmasi pada Kamis (25/3/2021) lalu mengatakan peristiwa itu terjadi pada Selasa (23/3/2021) lalu pihaknya mengambil sample keesokan harinya lantaran situasi di lapangan belum kondusif.

" Ya tim DLH Kabupaten Pelalawan tiba ,Selasa (23/3/) kemarin, sekitar pukul 18 00 WIB sampai pukul 20 00 WIB melakukan koordinasi dengan pihak management PT RAPP memasuki areal perusahaan menganalisa situasi lokasi dugaan terjadi pencemaran pinggiran air sungai Kampar di Desa Sering, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan disekitaran unit water inteke PT RAPP ," katanya

" Sangat menyayangkan sekali tindakan masyarakat Desa Sering menghalangi Tim kita mengambil sampel air di lokasi kejadian ikan mati pada malam itu Tim dihalangi masyarakat lokal ketika hendak mengambil sampel air di lokasi matinya ikan dilokasi tersebut,  karena situasi kurang kondusif atas kerumunan masyarakat, apa lagi penerangan kurang memadahi, pengambilan sampel air akhirnya dilakukan esok harinya, Rabu (24/3/2021) kemarin sekitar pukul 10 00 WIB  Tim dari DLH dapat mengambil sampel air di lokasi kejadian ikan mati dan  lansung dibawa ke laboratorium kesehatan Propinsi Riau dan hasil menunggu 14 hari kerja," imbaunya.

Sementara itu hingga berita ini diupload belum diperoleh keterangan dari pihak PT  RAPP, wartawan kami sedang berupaya meminta keterangan dari pihak  PT RAPP terkait masalah ini. 

(LMt)


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel