Merubah Wajah Ibukota Provinsi Kepri, Ini Kata H Ansar Ahmad - Info Kepri -->
Trending News
Loading...

Merubah Wajah Ibukota Provinsi Kepri, Ini Kata H Ansar Ahmad

Merubah Wajah Ibukota Provinsi Kepri, Ini Kata H Ansar Ahmad
Gubernur Kepri (Foto by ist/www.infokepri.com)

TANJUNG PINANG, Infokepri.com - Gubernur Kepri,  H.Ansar Ahmad pada masa pemerintahannya, sangat semangat merubah wajah Kota Tanjung Pinang sebagai ibukota provinsi. Tak lain sebagai upaya mengembalikan kejayaan kota ini sebagaimana di masa lampau.

Tanjung Pinang sebagai kota yang dulunya sebagai ibukota Provinsi Riau (sebelum berpindah ke Pekanbaru) dan ibukota Kabupaten Kepulauan Riau (saat masih bergabung dengan Provinsi Riau, seharusnya lebih dibanding kabupaten/kota lain yang ada di provinsi ini. 

"Kota Batam dan Bintan lebih dikenal masyarakat di manca negara maupun di Indonesia," ungkapnya, (6/1). 

Menurut Gubernur Kepri didasari atas sejumlah pengalaman yang dialami secara langsung ketika bertemu dengan orang luar Kepuauan Riau.  Ada beberapa hal yang kemudian menjadikan Batam dan Bintan lebih dikenal.

Di antaranya, terdapat sejumlagh sektor unggulan yang dimiliki Batam dan Bintan. "Selain itu ada privilage khusus diberikan pemerintah pusat kepada Batam dan Bintan," katanya.

Lanjutnya, Batam sebagai kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas yang telah dikembangkan secara khusus sejak lama oleh Pemerintah Pusat, sedangkan Bintan sebagai daerah wisata dan industri sehingga menjadikannya banyak dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara. 

"Tanjung Pinang yang pernah menjadi ibukota Provinsi Riau dan Kabupaten Kepuluan Riau, sudah selayaknya berstatus sebagai kawasan Heritage," katanya.

Namun, kawasan Kota Lama belakangan menjadi sepi seiring perluasan konsentrasi penduduk yang bergeser ke kawasan Timur Kota Tanjung Pinang.

"Hal inilah yang kemudian kita (Pemerintah Provinsi Kepri) memutuskan melakukan pembenahan terhadap Kota ini (Tanjung Pinang) termasuklah kawasan Kota Lama ini," terangnya.

Lanjutnya lagi, keterbatasan anggaran menjadikan pembenahan terhadap kota Tanjungpinang dilaksanakan secara bertahap. 

Revitalisasi di kawasan Kota Lama pada tahun 2024 ini, baru terbatas pada kawasan Jalan Merdeka dan Teuku Umar. 

Di tahun 2024 mendatang penataan, di antaranya difokuskan kepada penataan kabel yang dianggap menganggu estetika kota. "Di tahun 2024 ini kabel-kabel yang ada di Jalan Teuku Umar dan Jalan Merdeka ujung hingga Gedung Daerah kita turunkan. Keterbatasan penataan kabel ini mengingat biaya menurunkan kabel yang tidak murah," jelasnya.

Gubernur Kepri menegaskan jika di Tahun 2024 ini penataan wilayah dan revitalisasi Kota Tanjung Pinang distop terlebih dahulu mengingat anggaran yang difokuskan untuk penyelenggaraan Pilpres, Pilkada dan Pileg. "Di samping itu Dana Bagi Hasil (DBH) yang turun karena fluktuasi harga minyak," ungkapnya.

Beberapa wilayah di Kota Tanjung Pinang, memiliki potensi yang besar untuk mendatangkan wisatawan dalam jumlah besar. Ada beberapa wilayah yang untuk ditata dan dikembangkan lagi, di antaranya kawasan Pelantar II yang berpotensi dijadikan sebagai pusat oleh-oleh, termasuk pula Jalan Bintan dan Lorong Bintan.

Pemprov Kepri sangat fokus untuk mengemas kawasan Kota Lama Tanjung Pinang secara menyeluruh. "Ini sangat penting karena kawasan Kota Lama sangat menarik," katanya. 

Pemprov Kepri juga fokus kepada penataan kawasan Gurindam 12. "Kita bersyukur di tahun 2024 ini, di sebelah Gedung LAM kita mendapat bantuan lebih dari Rp 30 Miliar untuk pengembangan ekonomi kreatif digital," jelasnya.

Penataan kawasan Gurindam 12 menjadi fokus, termasuk penataan areal yang akan ditempati oleh pedagang.

Berikutnya, penataan Pulau Penyengat juga masih menjadi prioritas. Di tahun 2023, Pemprov Kepri mendapat bantuan sebesar Rp 20 Miiliar dari Pemerintah Pusat. Sebagian besar jalan di Pulau Penyengat rampung dibangun. Tahun depan akan dilanjutkan sebagian jalan, kemudian jalan lingkar, dan Balai Adat.

"Pembangunan Monumen Bahasa Nasional. Menteri Bappenas sedang berkomunikasi dengan Bapak Presiden untuk dapat hadir pada ground breaking (Peletakan batu pertama) Monumen Bahasa. Kita ini sebenarnya punya telur emas dan tinggal ditetaskan saja emasnya," tutupnya. (*)


Editor : Andi P

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel