Pabrik Pengolahan Darah Pertama di Indonesia, Kebutuhan Produk Plasma Capai Rp 1,15 Triliun - Info Kepri -->
Trending News
Loading...

Pabrik Pengolahan Darah Pertama di Indonesia, Kebutuhan Produk Plasma Capai Rp 1,15 Triliun

Pabrik Pengolahan Darah Pertama di Indonesia, Kebutuhan Produk Plasma Capai Rp 1,15 Triliun
Ilustrasi Darah Di Dalam Urat (Fhoto by ist/infokepri.com)

NASIONAL, Infokepri.com - Pemerintah Indonesia, siap merealisasikan rencana pengembangan fraksionasi plasma. Pembangunan fasilitas tersebut, atas kolaborasi Kementerian Kesehatan, Palang Merah Indonesia, PT Daewoong Infion-SK Plasma dan PT Triman-Green Cross Biopharma serta PT Medquest.

Fasilitas ini bertujuan membantu pemerintah mengembangkan dan memproduksi fraksionasi plasma. Dalam sambutannya, Menkes RI, Budi Gunadi Sadikin berharap keberadaan pabrik fraksionasi plasma pertama di Indonesia akan memenuhi kebutuhan produk plasma di Indonesia. Saat ini, kebutuhan fraksionasi plasma terus meningkat, baik di tingkat global maupun nasional.

Di tingkat global, kebutuhan fraksionasi plasma mencapai belasan bahkan puluhan juta liter per tahun, mayoritas plasma berasal dari Amerika Serikat. Di Indonesia, kebutuhan fraksionasi plasma untuk industri farmasi mencapai belasan juta liter per tahunnya. Namun, seluruh produk derivat plasma untuk memenuhi kebutuhan itu masih bergantung pada impor yang nilainya diperkirakan mencapai Rp 1,15 Triliun per tahun.

"Demand-nya lebih dari itu karena plasma ini sulit didapatkan,” katannya pada saat groundbreaking pembangunan pabrik fraksionasi di kawasan industri Jababeka, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, (5/12).

Lanjutnya, di samping memperkuat dari sisi kebijakan, pemerintah juga akan mempermudah suplai bahan baku, standardisasi bahan baku, dan melakukan pembinaan kepada para supplier darah agar jumlahnya lebih banyak. “Yang penting tersedia banyak, aksesnya mudah, dan harganya harus murah," jelasnya.RI

"Melalui berbagai kemudahan ini, ke depan, produksi fraksionasi plasma dalam negeri meningkat, sehingga nantinya tidak hanya memenuhi kebutuhan plasma nasional, melainkan juga global," tutup Menkes RI.

Pabrik Pengolahan Darah Pertama di Indonesia, Kebutuhan Produk Plasma Capai Rp 1,15 Triliun
Suasana Kegiatan
Di tempat yang sama, Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla mengapresiasi langkah Pemerintah Indonesia yang telah mulai merealisasikan pembangunan fraksionasi plasma di Indonesia. Sebab, rencana pembangunan pabrik ini sebenarnya sudah diinisiasi sejak 15 tahun lalu, tetapi baru dapat terealisasi tahun ini.

"Ini hal yang mubazir terjadi selama puluhan tahun. PMI mengumpulkan darah hampir 5 juta liter setahun, yang mengandung plasma kurang lebih 20%, tapi terpaksa dibuang begitu saja karena tidak ada pengolahannya. Kita sudah berusaha 15 tahun untuk membikin pengolahan itu, tapi setelah berusaha sekian lama baru bisa dilakukan sekarang." ungkapnya.

Dengan pembangunan pabrik pertama ini, lanjutnya menekankan agar pelaksanaanya sejalan dengan peraturan yang telah disepakati bersama. Sebab, pengumpulan bahan baku plasma ini bukan pekerjaan yang mudah. Pelaksanaannya membutuhkan investasi baik biaya maupun sumber daya manusia yang besar.

"Karenanya, agar fraksionasi plasma dapat dilaksanakan secara optimal; dengan melibatkan banyak pihak, sehingga target untuk memenuhi kebutuhan plasma darah sebesar 400.000 liter pada 2025 tercapai." pungkasnya.

Berikutnya, Direktur PT Triman, James Setia Dharma Putra mengatakan bahwa pabrik fraksionasi plasma ditargetkan rampung dalam kurun waktu 2 tahun dan diharapkan dapat melakukan produksi secara komersial pada 2027.

Pabrik fraksionasi plasma ini akan menghasilkan produksi plasma yang berkualitas, dengan kuantitas yang cukup dan melalui proses yang tersertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan POM. "Saat ini sedang dilakukan persiapan audit oleh PMI dan izin dari Biofarma, sehingga proses kolektif plasma bisa segera dimulai,” pungkasnya. (*)


Editor : Andi P

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel