Saung Budaya Batam Dilaunching, Satu-Satunya di Kepri
BATAM, Infokepri.com - Direktur Evaluasi dan Pengendalian BP Batam, Asep Lili Holilulloh mengatakan BP Batam sangat mendukung kegiatan Saung Budaya Batam yang digelar di Jalan Kartini Nomor 1, Kelurahan Tanjung Riau, Kecamatan Sekupang, Batam.
“ Kegiatan Saung Budaya Batam ini dapat menarik wisatawan dan sebagai penyeimbang dari kegiatan pembangunan Batam yang sangat pesat saat ini,” kata Asep Lili Holilulloh saat membuka Saung Budaya Batam, Senin (7/7).
Saung Budaya Batam ini, kata dia, selain memiliki nilai-nilai interprensif juga memiliki nilai-nilai pengembangan pelestarian dan budaya.
“ Dengan digelarnya kegiatan Saung Budaya Batam, ada dua pembelajaran sekaligus yang diperoleh,” katanya.
Kegiatan ini sudah pasti memiliki dampak usaha positif tetapi Asep berharap mengenai lingkungan harus tetap dijaga.
Kasi Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan KLHK, Kesuma Wijaya, S. Hut (dok Infokepri.com)“ Dengan adanya Saung Budaya Batam ini, diharapkan tidak merusak lingkungan,” katanya.
Di tempat yang sama, Kasi Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan KLHK, Kesuma Wijaya, S. Hut mengatakan Menteri Kehutanan mengizinkan untuk berkegiatan di hutan, hal ini dilakukan untuk mengubah minset atau pola pikir masyarakat yang selama ini menyebutkan bahwa hutan angker.
Dengan adanya Saung Budaya Batam ini, masyarakat atau wisatawan yang berkunjung akan lebih mengenal hutan dan lebih dekat sehingga diharapkan dapat menumbuhkan kecintaannya terhadap hutan lindung.
Kegiatan Saung Budaya Batam digelar di hutan lindung ini, tujuannya agar hutan ini dapat berfungsi atau berperan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat pada tahap kesejahteraan, terutama bagi masyarakat yang berkegiatan di luar dan di pingir kawasan hutan.
Untuk mewujudkan hal tersebut, dibentuklah rencana kelompok perhutanan sosial yang telah disahkan oleh Satuan Kerja (Satker) Balai Perhutanan Sosial (BPS) yang dulu namanya Balai Perhutanan Sosial dan Kehutanan Lestari.
“ Kegiatan Saung Budaya Batam ini merupakan salah satu jawaban tantangan bagaimana hutan itu yang dulu dianggap angker dapat dikelola untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Tetapi dengan catatan, pepohonan yang ditumbang harus diganti dan ditanam dengan 5 kali lipat dari jumlah pohon yang ditumbang.
Ia berharap pondok Saung Budaya Batam ini dapat didukung oleh penggiat wisata dan penggiat seni.
“ Saung Budaya Batam ini, merupakan satu-satunya pondok budaya di Kepri, “ katanya.
Pendiri Saung Budaya Melayu Rudi Bob (dok Infokepri.com)Mudah-mudahan, lanjutnya, setelah Saung Budaya Batam dilaunching ke depannya para pengunjung yang datang, dapat menyeimbangkan hingar -bingar pekerjaan dengan mengasah jiwa seni.
Ia juga berharap kepada pengelola Saung Budaya Batam dapat mengedukasi kepada pengunjung tentang fungsi dan manfaat hutan, sehingga mereka dapat lebih mencintai hutan yang ada di wilayahnya.
Rudi Bob selaku panitia mengatakan kegiatan Saung Budaya Batam ini dapat didirikan atas partisipasi travel agen yang ada di Batam. Saat ini jumlah travel agen di Batam ada sekitar 1500.
“ Kami bekerjasama dengan travel agen untuk memperkenalkan destinasi wisata kepada para wisatawan yang berkunjung ke Saung Budaya Batam,” katanya.
Rudi Bob terinspirasi membangun pondok Saung Budaya Batam ini, saat ia mengikuti Munas Putri, banyak peserta yang mengatakan bahwa Kota Batam sangat kurang destinasi wisatanya.
Setelah kembali ke Batam, Rudi Bob, langsung diskusi dengan pengusaha travel agen dan mereka menyarankan untuk membuat budaya. Kemudian dia menemukan penggiat seni dan budaya lalu membentuk Saung Budaya Melayu.
“ Kami berharap travel agen dapat mendukung Saung Budaya Batam ini,” katanya.
Ia mengatakan Saung Budaya Batam untuk hari biasa akan dibuka tiga kali yakni pukul 14.00 WIB, 15.00 WIB, 16.00 WIB.
“ Tetapi jika hari libur (week and) dalam 1 hari akan digelar 5 kali,” katanya.
Untuk masuk menyaksikan pertunjukan di pondok budaya ini, katanya, pengunjung harus membeli tiket dan setelah membeli tiket maka pengunjung akan diberikan dawet.
Dikatakannya, penduduk Batam sangat heterogen dan wisatawan mancanegera sering bertanya-tanya budaya Batam itu seperti apa.
“ Jadi bagi wisatawan mancanegara yang berkunjung di Saung Budaya Batam ini, selain menyaksikan pertunjukan budaya Melayu, juga akan menyaksikan pertunjukan budaya suku lainnya seperti Jawa, Batam, Aceh, Papua,” katanya.
Pihaknya juga mempersilahkan sanggar-sanggar budaya yang ada di Kepri khususnya di Batam jika ingin beratraksi di pondok budaya ini. (Pay)
Editor : Posman