Guratan Pagi di Pantai Piwang, Ketika Para Pendidik dari Pulau-Pulau Terluar Berkumpul
By Bernard.S
NATUNA, Infokepri.com - Pada pagi Selasa, (25/11/2025), alun-alun Pantai Piwang Ranai terasa berbeda. Angin laut membawa aroma asin yang lembut, menyapu barisan guru yang berdatangan dari berbagai penjuru Natuna, bahkan dari pulau-pulau terluar yang biasanya hanya disebut dalam laporan geografis.
Mereka datang dengan wajah cerah, sebagian setelah menempuh perjalanan laut berjam-jam, demi satu momen penting: peringatan Hari Guru Nasional.
Di tengah kerumunan yang rapi, Sekretaris Daerah Kabupaten Natuna, Boy Wijanarko, berdiri tegap sebagai pemimpin upacara. Sinar matahari pagi menembus tipis kabut laut ketika Boy mulai membacakan amanat Menteri Pendidikan, sebuah pesan yang menekankan transformasi pendidikan, semangat inovasi, sekaligus penghargaan mendalam kepada para pendidik yang menjadi ujung tombak pembangunan manusia Indonesia.
Namun, suasana di Pantai Piwang tak sekadar formalitas upacara. Ada cerita-cerita kecil di barisan guru itu, tentang perjuangan, kesetiaan, dan cinta yang sederhana terhadap profesi mendidik.
Boy Wijanarko, dalam sambutannya setelah pembacaan amanat, menegaskan bahwa kehadiran para guru dari pulau-pulau terluar adalah bukti nyata bahwa dedikasi tak mengenal jarak.
“Guru-guru kita bukan hanya mengajar, tapi menjaga masa depan Natuna,” ucapnya dengan nada hangat.
Tepuk tangan membahana, menyatu dengan riak ombak yang pelan menyentuh bibir pantai.
Peringatan Hari Guru Nasional tahun ini tidak hanya menjadi agenda rutin pemerintah daerah, tetapi juga menjadi ruang temu—sebuah panggung kebersamaan yang menghubungkan para pendidik dari pulau besar hingga pulau kecil. Di tengah tantangan geografis Natuna yang khas, mereka tetap hadir, tetap mengajar, tetap percaya bahwa ilmu harus sampai ke mana pun anak-anak Natuna berada.
Saat upacara ditutup, para guru berfoto bersama dengan latar taman Pantai Piwang yang indah. Beberapa langsung bersiap kembali ke pulau masing-masing; beberapa lainnya tinggal sebentar, menikmati sarapan ringan sambil berbagi cerita. Tapi satu hal yang terlihat jelas, di wajah mereka terpancar kebanggaan: bahwa hari itu, mereka dirayakan.
Di Alun-alun Pantai Piwang yang luas, peringatan Hari Guru bukan hanya seremonial—melainkan pengingat betapa besar peran para pendidik dalam merawat masa depan daerah kepulauan yang berbatasan langsung dengan negeri-negeri jauh.
Dan pagi itu, Natuna seakan berkata dengan lembut : Terima kasih, guru. (Nard).
Editor : Posman


