Prabowo Turun Tangan Soal Utang Kereta Cepat, Perintahkan Ini ke Purbaya dan Danantara - Info Kepri .post-body img { display: block; margin: 0 auto; max-width: 100%; height: auto; } -->

Prabowo Turun Tangan Soal Utang Kereta Cepat, Perintahkan Ini ke Purbaya dan Danantara

Kereta Cepat Whoosh (Ilustrasi/Editor.id)

Editor By : Posman

JAKARTA, Infokepri.com
- Isu utang atau pinjaman Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh tiba-tiba gaduh ke publik dan menjadi polemik. Isu ini pertama kali muncul saat Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan dirinya tidak akan menggunakan APBN untuk menanggung utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Whoosh. Namun urusan utang Whoosh diserahkan ke Danantara.

Pernyataan Purbaya inipun direspon berbagai kalangan. Isunya digoreng kelompok yang selama ini kritis. Bahkan mantan anak buah Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi), Mahfud MD ikut berteriak dan cawe-cawe dengan memaksa Komisi Pemberantasan Korupsi membuka kasus ini.

Isu utang proyek Kereta Cepat Whoosh pun menjadi liar. Bahkan framing atau narasinya diarahkan menjadi kasus korupsi dengan tudingan adanya mark up atau penggelembungan.

Tak mau kasus ini menjadi bumerang pemerintah dan “bahan serangan politik”, Presiden Prabowo Subianto langsung turun tangan memadamkan situasi. Prabowo cerdik dan taktis menangani masalah ini. Caranya? Kepala Negara langsung mengeluarkan perintah khusus kepada Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dan juga Danantara.
Perintah itu diungkap Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi. Ia berkata perintah diberikan Prabowo pada rapat terbatas dengan tim ekonomi.
Isi perintahnya: Prabowo meminta Purbaya dkk. mencari cara dan melihat berbagai opsi untuk menyelesaikan utang kereta cepat tanpa gejolak ke perekonomian.
“Kemarin dibahas. Pak Airlangga Menko, Menteri Keuangan (Purbaya), kemudian CEO Danantara (Rosan Roeslani), diminta untuk, sebagaimana tadi yang saya sampaikan, menghitung lagi detailnya. Kemudian opsi-opsi untuk meminta misalnya perpanjangan masa pinjaman, itu bagian nanti dari skenario-skenario skema yang terbaik,” kata Prasetyo di Antara Heritage Center, Jakarta Pusat, Kamis (30/10/2025).
Prasetyo mengaku memerintah terus berupaya mengatasi masalah keuangan akibat proyek Whoosh tersebut. Opsi negosiasi pembayaran utang, kata dia, juga terbuka untuk dilakukan.
“Pemerintah sedang mencari skema yang terbaik, termasuk perhitungan-perhitungan angkanya, termasuk kemungkinan-kemungkinan untuk kita bisa meminta kelonggaran dari sisi waktu pembayaran utang,” tuturnya.

Lebih lanjut, Prasetyo menegaskan masalah utang Whoosh merupakan tanggung jawab bersama untuk diselesaikan.

Pasalnya, ia menyebut tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan transportasi publik yang layak bagi masyarakat di semua sektor.

“Kewajiban kita semua, bukan cuma pemerintah, untuk menyediakan transportasi publik yang sebaik-baiknya. Tidak hanya Whoosh. Mulai dari transportasi kereta api yang non kereta api cepat, kemudian transportasi bus, transportasi kapal, semuanya sedang coba untuk kita perbaiki,” pungkasnya.

Sebelumnya, utang Whoosh menjadi polemik. Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan tak akan memakai APBN untuk membayar utang proyek itu.

Ia meminta Danantara menangani utang tersebut. Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria menegaskan perwakilan Pemerintah Indonesia akan segera ke China untuk melakukan negosiasi utang Whoosh.

“Terus kita bernegosiasi, kami akan berangkat lagi juga (ke China) untuk menegosiasikan mengenai term daripada pinjamannya. Ini menjadi point of negotiations kita. Berkaitan sama jangka waktu pinjaman, suku bunga, kemudian juga ada beberapa mata uang yang akan kita diskusikan dengan mereka,” kata Dony di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Kamis (23/10).

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh dikelola PT KCIC (Kereta Cepat Indonesia China). Sebanyak 75 persen pendanaan proyek ini berasal dari dana pinjaman China Development Bank (CDB). Sisa 25 persen lainnya dari ekuitas/dana sendiri pihak konsorsium.

Sumber : Editor .id

 


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel