Diskominfo Bersama RRI Kabupaten Natuna Gelar Kancah Opini Pagi Hari - Info Kepri -->
Trending News
Loading...

Diskominfo Bersama RRI Kabupaten Natuna Gelar Kancah Opini Pagi Hari

 

Diskominfo Bersama RRI Kabupaten Natuna Gelar Kancah Opini Pagi Hari

NATUNA, Infokepri.com - Dalam upaya mendukung program penanggulangan stunting di Kabupaten Natuna, RRI Kabupaten Natuna bekerjasama dengan Dinas Kominfo Kabupaten Natuna, menggelar Kancah Opini Pagi Hari (KOPI PAGI) dengan thema " Cegah Stunting, Menuju Natuna Sehat,"  Live Streaming RRI Ranai, Jumat (26/03/2021).

Kali ini RRI Ranai menghadirkan 3 (tiga) orang narasumber diantaranya, Kabid Pengendalian Penduduk dan KB dari Dinas P3A Kabupaten Natuna dr.Fachri Husain, Kabid Kesehatan Masyarakat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna Syarifah Maryam, SKM, Bidan Desa Kelanga Rahmi Ulfa, A.M.Keb.

Dalam kesempatan tersebut Kabid Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Natuna,  dr.Fachri Husain menyampaikan, ada beberapa program yang mendukung untuk penurunan dan percepatan penanggulangan stunting diantaranya adalah program KB dengan menggunakan kontrasepsi. 

Program ini merencanakan agar kehamilan ibu bisa sehat, dengan sendirinya anaknya juga sehat secara optimal. Program KB ini mengharapkan jarak kehamilan ibu idealnya adalah 5 tahun minimalnya 2 tahun. Dengan demikian bayinya sudah cukup mendapatkan ASI yang baik.

Lebih lanjut Fachri menjelaskan, dalam program ini tidak ada 2 (dua) balita dalam satu keluarga, makanya dalam program KB ini banyak jenis alat kontrasepsi yang ditawarkan kepada masyarakat, ada jangka pendek dan ada jangka panjang dengan harapan  agar ibu yang hamil itu terencana karena kalau hamilnya tidak terencana apalagi jaraknya dekat, itu akan beresiko terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak didalam kandungan. 

Selain itu, kata Fachri, ada program kesehatan reproduksi bagi remaja dan calon pengantin, ada program unggulan di bidang penduduk dan keluarga berencana yaitu kelas Garnis (keluarga harmonis) atau penyiapan calon pengantin untuk memasuki dunia rumah tangga.

Dalam waktu dekat, program garnis (keluarga harmonis) akan launching pada bulan April nanti dimana setiap calon pengantin akan mendapatkan edukasi yang cukup, baik dari sisi kesehatan, psikologis, maupun dari sisi agama tentunya karena kita kerja sama dengan KUA dan Pengadilan Agama. 

"Demikian juga terhadap remaja ada pencegahan dalam program BKKBN yaitu pendewasaan usia perkawinan dimana idealnya menikah itu untuk laki-laki usia 25 tahun dan perempuan 21 tahun sesuai undang-undang perkawinan terbaru tahun 2020," ujarnya.

Sementara itu, Kabid Kesehatan Masyarakat dari Dinas Kesehatan Natuna, Syarifah Maryam, SKM, mengatakan, stunting adalah kondisi gagal tumbuh dan kembang yang terjadi terutama dari masa 1000 hari pertama  kehidupan yaitu dari terjadinya konsepsi sampai anak 2 tahun yaitu pada saat ibu hamil apabila tidak diberikan asupan gizi yang cukup dan sempurna dia akan melahirkan anak yang kurang gizi.

Ketika bayi lahir dapat kita pantau, jika berat badannya kurang dari 2500 gram dan tinggi badan kurang dari 50 cm, kita langsung intervensi agar meningkatkan pola asuh dengan memberi ASI yang cukup pada usia 0 - 6 bulan. Setelah umur 2 tahun diberi makanan sesuai dengan umurnya kemudian diberi imunisasi dan asupan makanan yang bergizi.

"Dengan asupan makanan yang bergizi terhadap ibu hamil, maka stunting akan dapat diatasi. Dan ketika ibu menyusui agar meningkatkan pola makan yang cukup sehingga ibu dapat menghasilkan ASI yang baik untuk diberikan terhadap bayinya," terang Syarifah.

"Terkait keterlibatan pihak-pihak pelaksanaan pencegahan stunting, daerah mengikuti program pusat yang dikoordinir oleh Kementerian Dalam Negeri. Dalam Kabupaten dikoordinir oleh BP3D dengan melibatkan OPD terkait dan instansi vertikal bahkan organisasi profesi mempunyai kewenangan untuk mempublikasikan masalah stunting ini ke masyarakat luas, sehingga pencegahan stunting dapat berjalan sebagaimana mestinya," jelas Syarifah.

Dalam kesempatan yang sama, Bidan Desa Kelanga, Rahmi Ulfa, A.M.Keb, menyampaikan, pencegahan stunting terhadap warga desa yang pendidikannya tergolong rendah memang agak sulit, namun  dirinya berupaya mengadakan pendekatan dengan cara mendatangi ibu-ibu ke rumah-rumah untuk meyakinkan mereka agar mengerti apa yang disebut stunting.

Selain itu, ucap Rahmi, kita akan berikan pendampingan dan pengarahan kepada ibu-ibu hamil agar bersedia datang ke Pos Yandu untuk memeriksakan kehamilannya. Disana kita berikan pembekalan agar mereka mengerti pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang sehingga terhindar dari masalah stunting," pungkasnya. (Nard).

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel