Bulog Pastikan Beras Impor dari Thailand Akan Tiba di Natuna Sebelum Bulan Puasa - Info Kepri -->
Trending News
Loading...

Bulog Pastikan Beras Impor dari Thailand Akan Tiba di Natuna Sebelum Bulan Puasa

Bulog Pastikan Beras Impor dari Thailand Akan Tiba di Natuna Sebelum Bulan Puasa
Bulog impor beras dari Thailand ke Natuna (Fhoto : Ilustrasi)

By Bernard
NATUNA, Infokepri.com
  - Kepala Kantor Cabang Bulog Kabupaten Natuna, Sri Wahyuni mengatakan pihaknya impor 500 ton beras ke Kabupaten Natuna. Beras yang masih dalam pengiriman tersebut berasal dari Thailand.

Ia mengatakan, beras impor itu akan diperuntukkan di Ranai sebanyak 300 ton dan sisanya 200 ton di Sedanau. Hal tersebut sesuai dengan Perintah Logistik (Prinlog) dari Jakarta.

"Ada beras impor baru yang akan masuk. Prinlog dari Jakarta, ada sebanyak 300 ton di Ranai dan 200 ton di Sedanau," kata Sri Wahyuni, Senin (28/2/2023).

Menurutnya, beras impor yang berasal dari Thailand itu diperkirakan akan tiba sebelum bulan puasa Ramadhan mendatang. Saat ini, beras tersebut masih dalam perjalanan pengiriman ke Natuna.

"Ini masih dalam perjalanan. Harapan saya sebelum puasa sudah masuk," katanya.

Sementara itu, sebanyak 150 ton beras telah masuk di Ranai sejak Januari 2023 lalu. Namun beras yang sudah didistribusikan ke berbagai mitra Bulog sebanyak 50 ton, sehingga sisa stok beras di Gudang Ranai sebanyak 100 ton.

Sedangkan untuk wilayah Sedanau masih ada stok beras sebanyak 98 ton. Di samping itu, saat ini Bulog juga sedang mengirim 150 ton beras yang masih dalam perjalanan dari Tanjung Pinang.

"Januari ada 150 ton dan sisa 100 ton di Ranai. Tapi hari ini masuk lagi 50 ton, jadi balik lagi jumlah stok berasnya. Kalau Sedanau ada 98 ton dan ini 150 ton masih dalam perjalanan," katanya.

Seluruh stok beras di Ranai dan Sedanau diperkirakan akan cukup hingga puasa Ramadhan mendatang. Beras tersebut merupakan komoditi Public Service Obligation (PSO).

Terkait harga penjualan, Bulog akan menggandeng beberapa distributor atau mitra untuk memudahkan masyarakat dan pengencer dalam mendapatkan beras. Sesuai kegiatan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), harga yang akan dijual tidak boleh di atas Rp10 ribu per kilogram.

"Kita ikut harga tertinggi yang sudah ditetapkan yaitu Rp9.500 per kilogram. Karena ini sesuai Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan(SPHP), jadi sama harganya," pungkasnya. (Nard)


Editor : Herry

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel